Korea Selatan akan Memasang 3000 Kamera AI untuk Deteksi Kejahatan
Daftar Isi
 |
| Ilustrasi: Photo by Freepik |
Kamera dengan perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) yang diklaim pemerintah Korea Selatan dapat mendeteksi kemungkinan kejahatan akan dipasang di Seoul dalam tahun ini.
Ibukota Distrik Seocho, ibukota Korea Selatan, dan Electronics and Telecommunications Research Institute (ERTI), sebuah lembaga penelitian nasional, mengatakan mereka akan memasang 3.000 kamera di distrik itu pada Juli. Kamera akan menggunakan perangkat lunak AI yang memproses lokasi, waktu, dan pola perilaku orang yang lewat untuk mengukur kemungkinan terjadinya kejahatan.
Kamera akan secara otomatis mengukur apakah seseorang berjalan normal atau mengikuti seseorang. Ini juga akan mendeteksi apa yang dikenakan orang yang lewat, seperti topi, topeng, atau kacamata dan apa yang mereka bawa bersama mereka seperti tas atau benda berbahaya yang memiliki kemungkinan kuat digunakan untuk melakukan kejahatan. Kamera juga mampu medeteksi apakah itu siang atau malam.
Kamera canggih ini juga akan memberi tahu kantor distrik dan kantor polisi terdekat untuk mengirim personel ke lokasi.
Ke depannya, Seocho dan ETRI berencana untuk menganalisis 20.000 dokumen hukuman pengadilan dan rekaman kejahatan untuk menyimpulkan pola kejahatan yang harus dihafal oleh perangkat lunak AI.
Kamera akan membandingkan apakah yang sedang direkam pada saat ini cocok dengan pola kejahatan masa lalu. "Ini akan bekerja seperti deja vu," kata juru bicara ETRI.
Ibukota Distrik Seocho, ibukota Korea Selatan, dan Electronics and Telecommunications Research Institute (ERTI), sebuah lembaga penelitian nasional, mengatakan mereka akan memasang 3.000 kamera di distrik itu pada Juli. Kamera akan menggunakan perangkat lunak AI yang memproses lokasi, waktu, dan pola perilaku orang yang lewat untuk mengukur kemungkinan terjadinya kejahatan.
Kamera akan secara otomatis mengukur apakah seseorang berjalan normal atau mengikuti seseorang. Ini juga akan mendeteksi apa yang dikenakan orang yang lewat, seperti topi, topeng, atau kacamata dan apa yang mereka bawa bersama mereka seperti tas atau benda berbahaya yang memiliki kemungkinan kuat digunakan untuk melakukan kejahatan. Kamera juga mampu medeteksi apakah itu siang atau malam.
Kamera canggih ini juga akan memberi tahu kantor distrik dan kantor polisi terdekat untuk mengirim personel ke lokasi.
Ke depannya, Seocho dan ETRI berencana untuk menganalisis 20.000 dokumen hukuman pengadilan dan rekaman kejahatan untuk menyimpulkan pola kejahatan yang harus dihafal oleh perangkat lunak AI.
Kamera akan membandingkan apakah yang sedang direkam pada saat ini cocok dengan pola kejahatan masa lalu. "Ini akan bekerja seperti deja vu," kata juru bicara ETRI.
Perangkat lunak AI masih dalam pengembangan dan versi lengkap akan selesai pada tahun 2022, menurut Lembaga Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Korsel itu.
ETRI juga mengembangkan perangkat lunak re-ID orang untuk melacak pelaku kejahatan seks dengan gelang elektronik.
via: ZDNet
Posting Komentar