Samsung dikabarkan berencana untuk menawarkan Perplexity AI di ponselnya, di browsernya, Bixby dan lainnya.
![]() |
Ilustrasi: Samsung Galaxy S26 |
Samsung akan segera mengubah strategi kecerdasan buatan (AI) miliknya, dengan pembicaraan yang sedang berlangsung untuk menjadikan Perplexity AI sebagai bagian utama dari ekosistem ponsel pintarnya. Menurut laporan Bloomberg, Samsung sedang dalam diskusi lanjutan dengan perusahaan rintisan berbasis di AS, Perplexity AI, untuk tidak hanya memasang asistennya di perangkat masa depan, tetapi juga berinvestasi secara signifikan di perusahaan tersebut.
Jika kesepakatan ini berhasil, Samsung dapat mengintegrasikan perangkat AI Perplexity ke dalam beberapa area inti, termasuk browsernya, asisten virtual Bixby, dan bahkan mungkin sistem operasinya. Perusahaan tersebut dilaporkan bermaksud untuk meluncurkan perubahan tersebut paling cepat tahun ini, dengan peluncuran yang lebih luas diharapkan bersamaan dengan seri Galaxy S26 pada tahun 2026. Perlu dicatat, menurut laporan tersebut, rencana ini masih terus berubah dan dapat berkembang sebelum pengumuman resmi dibuat.
Kemitraan ini akan menjadi perubahan besar dalam pendekatan AI Samsung. Sejauh ini, perusahaan sangat bergantung pada Gemini milik Google untuk mendukung banyak fitur AI-nya melalui rangkaian Galaxy AI. Namun, kolaborasi dengan Perplexity akan memungkinkan Samsung untuk melakukan diversifikasi dan mengurangi ketergantungannya pada Google.
Di sisi lain, bagi Perplexity, kesepakatan ini akan menandai kerja sama seluler terbesarnya sejauh ini. Perusahaan rintisan ini telah bermitra dengan Motorola dan menawarkan asisten AI-nya di Razr 60 dan Razr 60 Ultra.
Pembicaraan antara Samsung dan Perplexity dilaporkan dimulai awal tahun ini, dan pertemuan baru-baru ini di Korea Selatan dilaporkan telah membawa kedua belah pihak semakin dekat untuk menyelesaikan kesepakatan. Selain potensi integrasi perangkat lunak, Samsung juga diharapkan menjadi salah satu investor utama dalam putaran pendanaan Perplexity berikutnya. Divisi investasinya, Samsung NEXT, telah mendukung perusahaan rintisan tersebut pada tahun 2024.
Menariknya, Apple juga menunjukkan minat pada kemampuan Perplexity. Dalam kesaksiannya selama kasus antimonopoli yang sedang berlangsung terhadap Google, kepala layanan Apple Eddy Cue mengatakan bahwa pembuat iPhone tersebut telah "terkesan" oleh Perplexity dan telah memulai diskusi untuk mengeksplorasi penggunaan alat pencariannya sebagai alternatif Google atau ChatGPT di Siri. Dampak aliansi Samsung-Perplexity terhadap pembicaraan tersebut masih harus dilihat.
Skala kemungkinan kemitraan Samsung tidak hanya sekadar memasang asisten AI lain di ponselnya. Bloomberg melaporkan bahwa kedua perusahaan telah membahas pengembangan sistem operasi bertenaga AI baru dan aplikasi yang akan bertindak sebagai hub untuk berbagai agen AI, termasuk Perplexity.
Jika Perplexity menjadi asisten default pada perangkat Samsung, pertanyaan tentu saja muncul tentang masa depan Gemini Google pada ponsel Galaxy. Meskipun Gemini tidak mungkin dihilangkan sepenuhnya, ia mungkin menjadi opsi sekunder. Ini akan menjadi perubahan besar, mengingat kemitraan erat Samsung dengan Google untuk mendukung fitur-fitur Galaxy AI. Menariknya, berita ini muncul tepat saat Google berupaya mengintegrasikan Gemini AI ke dalam iPhone, mungkin sebagai penyempurnaan Siri.