Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang ingin disampaikan kucing atau anjing Anda? Kedengarannya ambisius, bukan? Nah, Baidu kini tengah mengembangkan sesuatu yang mungkin dapat membantu mengatasi hal ini.
![]() |
Baidu |
Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang ingin disampaikan kucing atau anjing Anda? Kedengarannya ambisius, bukan? Nah, Baidu kini tengah menggarap sesuatu yang mungkin dapat membantu mengatasi hal ini. Bagi yang belum tahu, Baidu adalah perusahaan teknologi Tiongkok yang didirikan pada tahun 2000, dan dikenal sebagai pengelola mesin pencari terbesar di negara tersebut. Perusahaan ini ingin menggunakan AI untuk memahami apa yang dirasakan atau ingin disampaikan hewan. Perusahaan tersebut baru-baru ini mengajukan paten kepada Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional Tiongkok yang menjelaskan sistem khusus yang dapat mengubah suara hewan menjadi bahasa manusia. Sistem ini akan menggunakan campuran suara, perilaku, dan isyarat tubuh hewan untuk menebak emosi hewan, lalu mengubah emosi tersebut menjadi kata-kata yang dapat kita pahami.
Menurut paten Baidu, sistem tersebut pertama-tama akan mengumpulkan suara yang dibuat oleh hewan, seperti mengeong, menggonggong, atau vokalisasi lainnya. Sistem tersebut juga akan mengamati perilaku hewan, seperti cara mereka bergerak atau bertindak, beserta data tubuh seperti detak jantung. Semua informasi ini akan diproses bersama menggunakan AI untuk mengetahui apa yang mungkin dirasakan hewan tersebut seperti kebahagiaan, ketakutan, atau kelaparan. Kemudian, sistem tersebut secara teori akan mencocokkan perasaan tersebut dengan kata-kata atau frasa dalam bahasa manusia. Hal ini dapat memungkinkan orang untuk berbicara dengan hewan peliharaan mereka dengan cara yang sama sekali baru.
Baidu mengatakan dalam patennya bahwa sistem ini akan memungkinkan “komunikasi dan pemahaman emosional yang lebih dalam antara hewan dan manusia, meningkatkan akurasi dan efisiensi komunikasi lintas spesies.”
Ketika ditanya kapan produk ini akan siap, juru bicara Baidu berkata, "Banyak yang tertarik untuk mengajukan aplikasi paten kami. Saat ini, masih dalam tahap penelitian."
Baidu bukan satu-satunya yang menggarap ide ini. Di seluruh dunia, ilmuwan lain juga berupaya menggunakan AI untuk mempelajari cara hewan berkomunikasi. Misalnya, Project CETI (Cetacean Translation Initiative) mempelajari cara paus sperma berbicara satu sama lain menggunakan suara. Kelompok lain yang disebut Earth Species Project juga berupaya memecahkan kode komunikasi hewan menggunakan teknologi. Proyek tersebut didukung oleh nama-nama besar, termasuk salah satu pendiri LinkedIn, Reid Hoffman.
Setelah berita tentang paten terjemahan hewan baru Baidu tersebar, banyak orang di media sosial Tiongkok mulai membicarakannya. Sebagian bersemangat, sementara yang lain tidak begitu yakin dengan keseluruhan ide tersebut. Seorang pengguna Weibo menulis, "Meskipun kedengarannya mengesankan, kita perlu melihat bagaimana kinerjanya dalam aplikasi dunia nyata."